SELAMAT DATANG DI HALAMAN ORANG PINGGIRAN
LATARE BOCAH TRENGGULUNAN-NGASEM
SELAMAT DATANG DI HALAMAN ORANG PINGGIRAN

By Pass

Blogumulus by TuRBo

Buku Gurita Cikeas

Buku Gurita Cikeas kini menjadi buah bibir masyarakat, dan tidak kalah hebohnya dengan kasus Bank Century. Seperti kita ketahui Buku Membongkar Gurita Cikeas yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, Guru Besar Sosiology Korupsi New Castle University Australia ini kembali membetot perhatian banyak orang, dari tukang becak hingga RI-1. Kalo penasaran Download aja Di Sini

Sabtu, 18 Februari 2017

new logo




[ Baca Selengkapnya... ]

new logo dls





[ Baca Selengkapnya... ]

Minggu, 12 Februari 2017



[ Baca Selengkapnya... ]

DLS 2






[ Baca Selengkapnya... ]

DLS

[ Baca Selengkapnya... ]

Sabtu, 02 Januari 2010

GERHANA DI 2010

VIVAnews - Hari pertama tahun 2010 disambut oleh Gerhana Bulan Sebagian, yang juga bisa diamati dari bagian barat dan tengah Indonesia, pada dini hari tadi.

Seperti yang diumumkan pada situs Badan Meteorologi dan Geofisika, gerhana bulan yang terjadi menutupi 8,2 persen dari keseluruhan piringan Bulan yang nampak dari Bumi. Oleh karenanya dinamakan Gerhana Bulan Sebagian (GBS).

Gerhana terjadi mulai pukul 17.17 waktu Greenwich/ Universal Time (UT), dan bulan akan mulai memasuki bayangan Umbra Bumi, pada pukul 18.52 UT. Sejak saat itulah piringan Bulan mulai tertutupi piringan Bumi.

Puncak gerhana bulan sebagian terjadi pada 19.22 UT, dan pada pukul 19.52 UT, Bulan mulai meninggalkan bayangan Umbra Bumi dan piringannya mulai kembali utuh. Pada pukul 21.28 UT, gerhana ini berakhir.

Namun, karena perbedaan waktu antara Greenwich dengan Indonesia adalah antara 7-9 jam, maka di Indonesia, gerhana tersebut terjadi sekitar pukul 00.17 - 04.28 wib.

Secara keseluruhan, proses tertutupnya piringan Bulan terjadi selama sekitar satu jam, dan lama proses Gerhana Bulan Sebagian ini sejak awal hingga akhir, terjadi selama 4 jam 11 menit.

[ Baca Selengkapnya... ]

Kamis, 31 Desember 2009

MINI BIOGRAFI GUSDUR


Abdurrahman "Addakhil", demikian nama lengkapnya. Secara leksikal, "Addakhil" berarti "Sang Penakluk", sebuah nama yang diambil Wahid Hasyim, orang tuanya, dari seorang perintis Dinasti Umayyah yang telah menancapkan tonggak kejayaan Islam di Spanyol. Belakangan kata "Addakhil" tidak cukup dikenal dan diganti nama "Wahid", Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati "abang" atau "mas".Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan "darah biru". Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri jam'iyah Nahdlatul Ulama (NU)-organisasi massa Islam terbesar di Indonesia-dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais 'Aam PBNU setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia.
Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Dengan demikian suasana baru telah dimasukinya. Tamu-tamu, yang terdiri dari para tokoh-dengan berbagai bidang profesi-yang sebelumnya telah dijumpai di rumah kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya menjadi Menteri agama. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi seorang anak bernama Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung, Gus Dur juga mulai berkenalan dengan dunia politik yang didengar dari kolega ayahnya yang sering mangkal di rumahnya.
Sejak masa kanak-kanak, ibunya telah ditandai berbagai isyarat bahwa Gus Dur akan mengalami garis hidup yang berbeda dan memiliki kesadaran penuh akan tanggung jawab terhadap NU. Pada bulan April 1953, Gus Dur pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan tetapi ayahnya meninggal. Kematian ayahnya membawa pengaruh tersendiri dalam kehidupannya.
Dalam kesehariannya, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu ia juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku yang agak serius. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya cerita-cerita, utamanya cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana tentang filsafat dan dokumen-dokumen manca negara tidak luput dari perhatianya. Di samping membaca, tokoh satu ini senang pula bermain bola, catur dan musik. Dengan demikian, tidak heran jika Gus Dur pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.
Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika ia berada di Mesir.

[ Baca Selengkapnya... ]

Google Translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch

My Profile

My Profile

Falsafah Jawa

Ada 5 falsafah jawa yang berguna untuk kita menghadapi perjalanan kehidupan kita. 1. Kukilo (Burung) 2. Wanito (Wanita) 3. Curigo (Waspada) 4. Turonggo (Kuda) 5. Wismo (Rumah) 1. Kukilo (Burung) Kebanyakan orang jawa selalu memelihara binantang peliharaan, dan kebanyakan pula binatang peliharaan yang umum di rawat adalah burung perkutut. Karena suaranya yang bagus merdu dan menentramkan suasana. Didalam kehidupan ini kita harus bisa mengikuti burung perkutut, yaitu dengan selalu bersuara yang bagus untuk didengar oleh orang lain, tidak selalu mengeluarkan suara yang bisa menyakiti hati orang lain. Lengkapnya
 

DALAM PROSES

??

Dalam Perjalanan

???

Dalam Perjalanan

???
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by ugiek